Responsive Ads Here

Friday, August 10, 2012

Menjaga Tujuan Wisata dari Sampah

Keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan adalah tujuh butir Sapta Pesona yang diharapkan dapat terwujud seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk di sini adalah tidak membuang sampah sembarangan di tempat tujuan wisata. Bagaimana pun  juga kebersihan dan keindahan tempat wisata adalah tanggung jawab semua pihak.
Pada Sabtu (4/8), Kompasiana kembali menggelar Monthly Discussion (MODIS) dan buka puasa bersama di Balairung Soesilo Soedharman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Acara bertema “Sampah di Destinasi Wisata” tersebut mengundang sejumlah pembicara Kompasioner (blogger Kompasiana).

Seperti diketahui, permasalahan sampah di Indonesia cukup serius dan memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak. Sebelum masuk ke acara inti, MODIS dibuka oleh moderator admin Kompasiana, Iskandar Zulkarnaen, sebagai wakil dari Kompasiana sekaligus moderator acara. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari pihak Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Frans Teguh (Kepala Bidang Perencanaan dan Hukum) yang merupakan wakil dari Kemenparekraf menggantikan Sapta Nirwandar (Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) mengemukan tentang isu sampah di garis pantai Indonesia. Ia menyampaikan hal tersebut cukup memprihatinkan dan menyampaikan tentang program Sapta Pesona sebagai kebijakan dalam dunia pariwisata di Indonesia.

Sri Bebasari, wakil dari Asosiasi Sampah Indonesia, menyorot betapa permasalahan sampah di Indonesia masih memerlukan perhatian dan solusi yang serius dari berbagai pihak. Dalam paparannya, ia menampilkan banyak foto sampah di destinasi wisata, khususnya pantai. Hal yang lebih menyedihkan adalah beberapa pelaku wisata seperti hotel dan kapal pesiar membuang sampah yang mereka hasilkan langsung ke laut!

Indonesia yang menargetkan sekira 8 juta wisatawan di tahun 2012 ini tentu perlu juga  memerhatikan bagaimana mengelola sampah yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata. Diperkirakan, setiap harinya sampah yang dihasilkan setiap orang adalah sekira 0,5 kg per orang. Bayangkan berapa banyak sampah yang dihasilkan sekira 8 juta wisatawan per hari? Totalnya mencapai 12 ton. Tentu ini persoalan serius mengingat kebersihan lingkungan adalah juga bentuk investasi.

Pihak Kementerian Lingkungan Hidup memaparkan tema utama prinsip 3R (reducereuse, dan recycle) sebagai landasan kebijakan pengelolaan sampah. Sementara itu, public relation dari Pocari Sweat mensosialisasikan program terbaru mereka, “Sahabat Peduli Lingkungan”. Sejauh ini, program tersebut melibatkan pelajar dan komunitas untuk bersama-sama membersihkan pantai dan mengolah sampah menjadi barang yang berguna. Di satu titik pantai saja, sampah yang berhasil dikumpulkan ratusan simpatisan dapat mencapai 65o kilogram, bahkan lebih. Selanjutnya, sampah yang terkumpul dikirim ke bank sampah untuk pengolahan lebih lanjut.

Pada sesi terakhir, Amelia Agustin yang dijuluki Ratu Sampah menggugah peserta untuk melakukan tindakan nyata dalam mengatasi sampah. Siswi SMAN 11 Bandung yang berusia 16 tahun ini memulai aksinya bersama 9 orang temannya sejak sekira 4 tahun yang lalu. Go to Zero Waste School adalah nama gerakan nyata yang mereka lakukan sejak masih duduk di bangku SMP. Sepulang sekolah, mereka menyortir sampah di sekitar lingkungan sekolah, yaitu yang mudah terurai (degradable) dan tidak mudah terurai (non-degradable). Sampah yang mudah terurai atau busuk dibuat menjadi kompos, sementara sampah lainnya diolah menjadi barang yang berguna, seperti tas, dompet, kertas daur ulang, dan lainnya.

Ami, demikian panggilan akrabnya, juga mengajak ibu-ibu di lingkungan rumahnya untuk lebih produktif dan menghasilkan nafkah dengan cara mengolah sampah, seperti plastik dan kertas menjadi barang yang lebih berguna. Dalam hal ini, Ami membelikan mesin jahit modern dari uang yang ia peroleh sebagai pemenang penghargaan Satu Indonesia Award 2011 demi menunjang salah satu program pengelolaan sampahnya “From Trash to Trashion”.

“Jika kita bukan orang sembarangan maka tidak akan membuang sampah sembarangan”. Demikian slogan yang beberapa kali dikemukan Ami sebagai salah satu gerakan kecil yang dapat dilakukan tiap individu dalam usaha mengatasi sampah.

Acara diskusi ditutup dengan sesi tanya jawab dan dilanjutkan dengan buka bersama. Semoga semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan, lingkungan kita akan lebih sehat, bersih, indah, dan tertib.

Sumber:
http://www.indonesia.travel/id/news/detail/808/menjaga-tujuan-wisata-dari-sampah

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google