Responsive Ads Here

Friday, September 16, 2016

Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka


Pramuka Distribusikan Daging Kurban ke Camp-Camp Pengungsian Rohingya Myanmar

Posted: 16 Sep 2016 02:01 AM PDT

Kak Eko Sulistio saat mengunjungi camp pengungsian Sittwey di Distrik Rakhine State. (Foto: Humas Kwarnas)

Kak Eko Sulistio saat mengunjungi camp pengungsian Sittwey di Distrik Rakhine State. (Foto: Humas Kwarnas)

Jakarta, Tidak seperti di Indonesia perayaan hari raya Idhul Adha tahun 1437 H oleh kelompok suku Rohingya di Myanmar berlangsung dengan pengawasan yang ketat dan akses yang terbatas. Masjid banyak ditutup, ucapan kalimat takbirpun dilarang, seolah tidak pernah nampak wajah ceria di mata mereka.

Demikian disampaikan oleh Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana Kak Eko Sulistio. Ia kembali melakukan aksi kemanusiaan mendatangi tempat pengungsian suku Rohingya dengan membawa sejumlah bantuan, yakni penyaluran hewan kurban.

“Saya mengunjungi camp pengungsian Sittwey di Distrik Rakhine State. Di sini seperti di Gaza Palestina, jadi seperti penjara besar, di sinilah tempat berkumpulnya suku Rohingya yang bertahun-tahun hidup dalam penderitaan,” ujar Kak Eko dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/9/2016).

Kak Eko menuturkan, kondisi suku Rohingya di sini sangat memprihatinkan. Ia bahkan terkejut dan sedih ratusan orang suku Rohingya ternyata mengalami gizi buruk. ‎Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Mereka hidup dalam ketidakpastian dan kelaparan.

“Waktu itu saya tidak bisa membayangkan bagaimana menderitanya mereka hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi. Saya pikir, saya menemukan orang busung lapar itu di Etiopia, tapi ternyata di Asia Tenggara ada. Dan ini menimpa saudara-saudara kita sesama umat Muslim,” terangnya.

Dengan segala keterbatasan Kak Eko berupaya mendistribusikan daging korban sumbangan dari Kwarnas secara merata. Ia menceritakan, suku Rohingya sangat senang dengan bantuan dari Indonesia. Sebab, sudah lebih dari lima tahun mereka tidak pernah makan daging korban di Hari Raya Idul Adha.

“Ternyata saya baru tahu kalau mereka sudah lama tidak memakan daging korban. Makanya mereka sangat senang sekali,” tuturnya.

kak-eko-sulistio-saat-mengunjungi-camp-pengungsian-sittwey-di-distrik-rakhine-state

Kak Eko Sulistio saat mengunjungi camp pengungsian Sittwey di Distrik Rakhine State. (Foto: Humas Kwarnas)

kak-eko-sulistio-saat-mengunjungi-camp-pengungsian-sittwey-di-distrik-rakhine-state-1

Kak Eko Sulistio saat mengunjungi camp pengungsian Sittwey di Distrik Rakhine State. (Foto: Humas Kwarnas)

Selain memberikan daging, Kak Eko mengatakan, pihaknya bersama para relawan kemanusiaan yang lain juga memberikan bantuan dalam bentuk sembako. Adapun sumbangan dari Kwarnas sendiri berupa pemotongan sapi empat dan kambing enam ekor.

Diketahui, ‎meski sudah tinggal berabad-abad lamanya di Myanmar, Pemerintah Myanmar menganggap Rohingya bukan kelompok etnis asli. Keturunan Rohingya tetap dipandang sebagai pengungsi ilegal etnis Bengali dari negara tetangga Banglades. Di pihak lain, Banglades juga tidak mengakui mereka sebagai warga negara.‎(HA/Humas Kwarnas)

Pramuka Sikka Adakan Kirab Budaya Keliling 20 Kecamatan

Posted: 15 Sep 2016 09:51 PM PDT

Foto: Humas Kwarnas

Foto: Humas Kwarnas

Sikka – Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar acara Kirab Pramuka bertema “Pramuka Garda Terdepan Pelaku Perubahan dalam Pembentukan Karakter Kaum Muda.”

Kak Yoseph Ansar Rera Bupati Sikka selaku Ketua Majelis Pembimbing Cabang yang membuka acara ini mengatakan, Kirab Pramuka dilaksanakan di seluruh Kwartir Ranting atau kecamatan. Dimulai dari Kecamatan Palue. ‎

“Tujuan dari kegiatan ini tidak lain adalah bagaimana memperkenalkan Pramuka ke masyarakat melalui kegiatan yang positif,” tuturnya di lokasi, Kamis (15/9/2016).

Kegiatan ini berlangsung sampai 8 Oktober 2016. Setelah dari Palue, ‎selanjutnya tunggul kirab akan di bawah keliling 20 kecamatan. Ratusan anggota Pramuka terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka juga Trampil menampilkan kesenian budaya dari masing-masing kecamatan.

“Di NTT ini banyak pulau-pulau kecil yang menyebar di setiap kabupaten. ‎Keberagamaan seni dan budayanya dilestarikan oleh anak-anak Pramuka. Ini yang harus kita jaga dan rawat,” tuturnya.

Tidak hanya itu, acara Kirab Pramuka juga diramaikan dengan aksi sosial berupa penanaman sejuta pohon di seluruh kecamatan yang ada di Sikka. Aksi ini sebagai wujud kepedulian Pramuka untuk melestarikan lingkungan dan alam. ‎

“Acara ini akan ditutup bertepatan dengan Hut Pramuka untuk Kwarcab Sikka,” jelasnya.‎

Selama kegiatan Kirab Pramuka di kecamatan-kecamatan dipimpin langsung oleh Ketua Kwarcab Sikka Kak Pius Ola Witin. (HA/Humas Kwarnas)

Menteri Muhadjir Dilantik Sebagai Ketua Mabisaka Widaya Budaya Bakti

Posted: 15 Sep 2016 07:37 AM PDT

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault resmi melantik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI , Muhadjir Effendy, sebagai Majelis Pembimbing Satuan Karya (Mabi Saka) Widya Budaya Bakti tingkat nasional masa bakti 2014- 2018. (Foto: Eby : Humas Kwarnas)

Kak Adhyaksa Dault saat melantik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI , Muhadjir Effendy, sebagai Majelis Pembimbing Satuan Karya (Mabi Saka) Foto: Eby : Humas Kwarnas

Jakarta – Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault resmi melantik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI , Muhadjir Effendy, sebagai Majelis Pembimbing Satuan Karya (Mabi Saka) Widya Budaya Bakti tingkat nasional masa bakti 2014- 2018, di Graha Utama Gedung Ki Hajar Dewantara kantor Kemendikbud Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2016).

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault dalam sambutannya mengatakan, pramuka sebagai organisasi yang membentuk karakter generasi muda saat ini sedang fokus dalam empat hal yakni rebranding, peningkatan bakti masyarakat, penataan organisasi dan jaringan kerja.

"Empat hal ini juga menjadi acuan di pusat dan daerah, pramuka harus benar-benar dirasakan kehadiran oleh keluarga dan masyarakat. Anak-anak Pramuka harus berbakti pada orangtua, harus ikut kegiatan sosial dan gotong rotong di masyarakat, bijak menggunakan media sosial. Kita sedang mempersiapkan generasi yang ikhlas berjuang untuk Indonesia", kata Adhyaksa Dault setelah melantik Menteri Muhadjir.

Adhyaksa Dault berharap, dengan dilantiknya pengurus baru Saka Widya Bakti. Ia yakin gerakan pramuka akan semakin diminati oleh generasi muda. "Kiprah Pak Muhadjir tidak diragukan lagi, beliau sudah puluhan tahun mendidik generasi. Kemendikbud juga memiliki tim yang kuat di media sosial, kita yakin setelah pelantikan ini Pramuka semakin keren, gembira dan asyik", ucap Mantan Menpora.

Kwarnas Gerakan Pramuka juga melantik Dirjen PAUD Dikmas, Harris Iskandar, sebagai Ketua Satuan Karya Widya Budaya Bakti beserta pengurus baru. Pelantikan tersebut berdasarkan surat keputusan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 141 Tahun 2016.

Berdasarkan pantauan di lokasi, kegiatan upacara pelantikan diawali dengan pengambilan sumpah jabatan, pembaca Tri Satya dan Ikrar pramuka pada seluruh pengurus baru Saka Widya Budaya Bakti masa bakti 2014-2018.

Sementara itu Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, Saka Widya Budaya Bakti adalah wadah pembinaan kaum muda dalam memberikan keterampilan di bidang pendidikan dan kebudayaan khususnya pada anak usia dini, non formal dan informal, seni dan film, tradisi, sejarah, nilai budaya, cagar budaya dan museum. Diharapkan Saka Widya Budaya Bakti akan menjadi salah satu bagian terpenting dalam pembangunan nasional dengan memupuk, mengembangkan, membina dan mengarahkan minat dan bakat generasi muda terhadap pelestarian budaya.

"Kegiatan pramuka dapat membentuk kepribadian dan akhlak yang mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, dan kecakapan hidup. Kegiatan pramuka juga memiliki budi pekerti yang luhur dan berkepribadian bangsa, " ujar. Muhadjir.

Selain itu Mendikbud juga mengatakan, pramuka memiliki dua hal yang dapat digunakan dalam kehidupan. Pertama, Scouting Skill yakni pramuka menjadikan anak yang percaya diri, mandiri, fleksibel dan tahan dengan berbagai cobaan. Kedua, Life Skill yakni pramuka memberikan pendidikan berbagai keterampilan hidup yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan dirinya dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, gugus depan harus didorong untuk memilih Saka yang menjadi ajang pendidikan dan latihan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan khususnya tentang pendidikan usia dini, pendidikan masyarakat, seni budaya museum dan cagar budaya.

"Dengan Saka Widya Bakti maka gerakan pramuka semakin berkualitas dalam upaya membentuk manusia Indonesia seutuhnya, " pungkas Muhadjir. (HWS/Andalan Nasional)

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google