Responsive Ads Here

Thursday, November 19, 2015

Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka


3000 Pramuka Lakukan Gerakan One Day No Rice 

Posted: 18 Nov 2015 08:08 PM PST

59515f6af0e627be7786f6c459150cef

Kendari—Sekitar 3000 pramuka peserta Perkemahan Antar Satuan Karya (Peransaka) Nasional 2015 di Kendari, Sulawesi Tenggara, melakukan gerakan Satu Hari Tanpa Nasi yang populer disebut "One Day No Rice". Kegiatan ini merupakan wujud dukungan nyata gerakan pramuka terhadap pemerintah guna mengurangi konsumsi beras sekaligus upaya mewujudkan program swasembada beras, mengingat saat ini Indonesia masih harus mengimpor beras.

"Ini bukti kongkrit dukungan kami kepada pemerintah. Sekarang baru sehari diterapkan, karena perkemahan ini hanya 6 hari. Selanjutnya, akan kami himbau kepada seluruh anggota pramuka untuk menerapkan One Day No Rice ini di daerahnya masing-masing," jelas Editha Rahaded, Wakil Ketua Kwarnas bidang Bina Anggota Muda (Binamuda) yang juga menjadi penanggung jawab utama kegiatan Peran Saka Nasional 2015.

Kegiatan One Day No Rice ini dilakukan pada hari keempat kegiatan perkemahan. Seluruh peserta tidak diberi beras, tapi justru diberi umbi-umbian yang diolah untuk makan selama satu hari. "Kegiatan ini bagus sekali, mengenalkan kita alternatif makan pokok selain nasi," ungkap Anyuswar, seorang peserta Peran Saka dari Yogyakarta.

 

Menurut Editha Rahaded, ke depan, gerakan One Day No Rice ini bisa dimasukkan sebagai salah satu alterantif kegiatan dalam setiap perkemahan pramuka. "Selain untuk membantu program ketahanan pangan pemerintah, kita juga mengenalkan kepada anak-anak alternatif pangan selain nasi," ujar Kak Ita, sebuatan akrab Editha Rahaded.

 

Sementara itu, Ketua Kwarnas Adhyaka Dault menyatakan dukungannya atas inisiasi yang muncul dari Peran Saka Nasional 2015. "Inilah yang saya harapkan dari kegiatan-kegiatan Pramuka. Melakukan hal-hal kongkrit, solutif, terhadap berbagai macam problem bangsa dan masyarakat. Semoga ini bisa terus berlanjut dan massif. Ingat, anak Pramuka itu jumlahnya banyak lho!" tandas Adhyaksa Dault yang saat ini sedang mengikuti Jambore Singapura ke-50.

Adhyaksa Dault Terima Tanda Persahabatan Dalam Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN

Posted: 18 Nov 2015 07:57 PM PST

adhyaksa dault menerima tanda persahabatan dari forum keraton dan masyarakat adat nusantara saa penutupan festival keraton dan masyarakat adat asean di pulau bukori - kendari - sultra

 

 

 

Nama Adhyaksa Dault dipanggil pembawa acara, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka ini diminta naik ke panggung Gala Dinner Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat malam (13/10/2015) di Pulau Bokori yang terletak di ambang masuk Teluk Kendari, atau sekitar 40 menit perjalanan dengan kapal laut dari Kendari.

 

Didamping Nur Alam, Gubernur Sulawesi Tenggara, Adhyaksa Dault kemudian naik ke panggung dan menerima piagam plakat tanda persahabatan dari Masyarakat Adat ASEAN. "Ini kejutan buat saya, Pramuka dimanapun berada berkewajiban menjaga kelestarian dan nilai-nilai luhur adat, terima kasih untuk masyarakat adat ASEAN dan Gubernur Sulawesi Tenggara", ujar Adhyaksa ketika dimintai tanggapannya sesaat setelah turun dari panggung kehormatan.

 

Baik Nur Alam maupun Adhyaksa Dault, keduanya kompak menggunakan baju Pramuka. "Saya menggunakan baju Pramuka, kebetulan baru selesai menghadiri pembukaan perkemahan satuan karya yang dihadiri Pramuka seluruh Indonesia di Kendari", ujar Nur Alam dalam sambutannya dihadapan raja-raja nusantara dan perwakilan masyakat adat ASEAN. Nur Alam sendiri juga mendapatkan beberapa penghargaan dan keris dari Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN ini.

 

Nur Alam menjelaskan bahwa Pulau Bokori yang indah ini perlahan mulai dikenal masyarakat Indonesia dan sekarang kita perkenalkan kepada masyarakat ASEAN, Gerakan Pramuka juga akan ikut membantu mempromosikannya. "Sulawesi Tenggara bukan hanya Wakatobi, tetapi juga ada Bokori, ini surga juga, saya mengundang seluruh warga ASEAN berkunjung kemari, di internet sudah lumayan banyak informasinya", kata Nur Alam.

 

Masuk jam 21.00 acara semakin meriah, ada pentas tari dari Nusa Tenggara Barat dan lagu Sajojo yang dinyanyikan perwakilan masyarakat adat Papua. Sesaat kemudian pembawa acara mengumumkan bahwa Pulau Bokori kedatangan artis dari Jakarta, Ashanty tiba-tiba muncul di panggung, Istri Anang Hermansyah ini membawakan beberapa lagu dangdut dan lagu daerah.

 

Ashanty kemudian mengajak Adhyaksa Dault dan Nur Alam ke panggung. Nur Alam menyanyikan lagu berjudul "kehilangan" dari Firman. Sementara Adhyaksa Dault membawakan lagu "Bento" dari Iwan Fals dan "Ku Tak Bisa" dari Slank. Panggung semakin ramai, perwakilan dari Keraton Nusantara dan masyarakat adat ASEAN naik kepanggung berjoget poco-poco. (hws)

2834 Pramuka mengikuti Perkemahan Antar Satuan Karya di Kendari, Adhyaksa Dault “Pulang dari kegiatan ini, Adik-Adik Harus Jadi Patriot Lingkungan di Daerahnya Masing-Masing”.

Posted: 18 Nov 2015 07:54 PM PST

2 - Perkemahan Satuan Karya 13-19 Nov 2015 di Kendari - Sultra (1-4)

 

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault membuka Perkemahan Antar Satuan Karya (Peran Saka) di Bumi Perkemahan Bahteramas, Nanga-Nanga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Jumat Sore (13/11/2015). 2834 Pramuka yang mengikuti perkemahan ini berasal dari 34 Provinsi di Indonesia, kegiatan berlangsung hingga 19 November 2015.

 

"Kelapa itu ikhlas dijadikan apa saja oleh manusia, anak-anak Pramuka harus ikhlas melakukan apapun untuk kemanusiaan dan lingkungan, saya minta setelah perkemahan ini, ketika adik-adik pulang ke daerah masing-masing, jadilah patriot lingkungan, cegah laut dari pencemaran, ambil sampah yang dibuang sembarangan, jangan ada lagi hutan yang terbakar atau dibakar", ujar Adhyaksa Dault dari panggung kehormatan dengan lantang.

 

Adhyaksa Dault juga meminta kepada pemerintah dan sekolah agar jangan hanya mewajibkan peserta didik memakai baju Pramuka, tetapi juga harus diajarkan dasa dharma dan trisatya. "hingga hari ini, saya belum menemukan Pramuka sejati yang menggunakan narkoba dan tawuran, itu semua karena mereka diajarkan dasa dharma dan trisatya", lanjut Mantan Menpora 2004-2009 ini.

 

Sementara itu, Nur Alam, Gubernur Sultra dalam sambutannya menyatakan masyarakat Sulawesi Tenggara sangat bahagia menjadi tuan rumah kegiatan ini. "Selamat datang di Sultra, di lokasi perkemahan ini kita belajar Bhinneka Tunggal Ika, perkemahan ini adalah langkah nyata untuk memperkuat NKRI", kata Nur Alam yang juga Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Gerakan Pramuka Sultra. Menurut Nur Alam, Provinsi Sultra semakin banyak digunakan untuk kegiatan nasional dan internasional "Minggu ini saja, ada satu kegiatan internasional dan dua kegiatan nasional di Sulawesi Tenggara, jangan hanya sekali ke Sultra", ujarnya disambut tepuk pramuka oleh peserta Peran Saka.

 

Setelah upacara Adhyaksa Dault dan Nur Alam menyalami semua peserta, Adhyaksa Dault sempat kaget ketika bersalaman dengan kontingen dari Jawa Timur, tiga orang pramuka tiba-tiba mengangkat tubuhnya dari belakang sambil berteriak "hidup pramuka, hidup pramuka". Seorang peserta dari Sumatera Selatan bernama Hafiz Alfurqon  tanpa diduga memberikan karikatur bergambar Adhyaksa Dault. "ini cara saya agar bisa dapat foto. berdua saja dengan Kak Adhyaksa", ujar Hafiz yang tinggal di Palembang ini.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google