Responsive Ads Here

Friday, May 23, 2014

Pramuka Kota Bandung

Pramuka Kota Bandung


Peringatan 85 Tahun Museum Geologi Gelar Kuliah Umum dan Geotrek

Posted: 22 May 2014 12:49 AM PDT

Dalam rangka memperingati 85 Tahun Museum Geologi Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menggelar Kuliah Umum mengenai penemuan fosil Gajah Blora bertema "Koleksi Museum Jadikan Koleksi" di Audotorium Museum Geologi, Jalan Diponegoro No.57 Bandung, Selasa (21/5/2014). Hadir sebagai pembicara pada acara yang diikuti sejumlah guru, mahasiswa, dan pelajar dari Kota Bandung dan sekitarnya ini, antara lain: Ir. S.R.Sinung Baskoro, M.T., Ir. Danny Z. Herman, M.Sc., Gert Van den Berg, dan Prof. Dr. Fachroel Aziz. Dalam sambutannya Sinung Baskoro selaku Kepala Museum Geologi menyatakan, koleksi museum itu sangat penting, karena merupakan warisan heritage yang perlu di konservasi." Apa yang kita harapkan dalam kegiatan ulang tahun museum geologi ke delapan puluh lima tahun ini, ialah menjadikan koleksi museum sebagai inspirasi bagi masyarakat, janganlah dengan mudah masyarakat menjual potensi alam, sehingga kita tidak punya sisa untuk masa depan generasi mendatang. Jadi pemerintah bersama masyarakat harus sama-sama berperan untuk  melindungi warisan heritage ini " harap Sinung. Dalam paparannya berjudul "Temuan Fosil Gajah Blora", Erick Setiyabudhi mewakili Fachroel Aziz menerangkan bagaimana tim eskavasi Fosil Gajah Blora melaksanakan proses penggalian hingga saat ini dipamerkan di arena museum Geologi." Di wilayah Kabupaten Blora itu ada yang namanya daerah Ngandong, yang secara administrasi saat ini ikut wilayah kabupaten Blora, tapi dahulu masih ikut KPH atau karesidenan Ngawi yang notabene masuk wilayah Jawa Timur. Jadi hal-hal seperti itu juga kadang menjadi kendala dalam hal perizinan untuk masuk wilayah temuan penggalian fosil. Selain itu, di daerah penggalian fosil gajah Blora, ditemukan pula fosil harimau." Ujar Erick. Selain itu, Gert Van den Berg dalam paparannya mengenai "Migrasi dan Dating Fosil Gajah Blora", mengatakan populasi gajah yang masih ada sekarang, seperti gajah Afrika populasinya makin berkurang karena perburuan liar dan pencurian gading." Dulu untuk menditeksi umur fosil masih dilihat dari perbandingan fosil dengan fosil lainnya dan pada tahun 1956, ditemukan metode radio karbon, namun tidak bisa menggunakan metode ini, jadi harus dengan cara lain dan di duapuluh tahun terakhir ada banyak motode alternatif dan salah satu metode yang kita gunakan untuk mengetahui umur gajah blora adalah lumunisensi," ujar Gert yang menyebutkan pula bahwa di lokasi fosil gajah blora, kita juga menemukan banyak fosil daun. Seperti pemapar sebelumnya, Dannypun yang memaparkan tentang Fosilisasi Gajah Blora menyatakan, ditemukannya fosil gajah Blora terdapat di teras unggun." Kematian gajah blora bisa diakibatkan karena sakit, sudah berumur tua atau dimangsa predator dank arena kondisi lingkungan dan kematian sebelum terkubur, membawa binatang ini kepada kondisi terurai dan terpisah  bagian jasadnya, namun dapat dihindari apabila terjadi penguburan secara cepat. Jadi fosil ini akan terkuburkan secara sempurna kalau didalamnya rendah oxygen, sehingga proses pembusukannya tidak terlalu cepat." Terang Danny. Menurut Danny, pada kebanyakan kasus penemuan fosil, penemuan ini memang diakui belum mendekati sempurna, sehingga pada penemuan fosil gajah blora ini, kondisi jasadnya tidak utuh, mungkin diantaranya disebabkan pemindahan bangkainya atau dimakan oleh predator." Pada kondisi terkubur, faktor kimia fisika sangat mempengaruhi, dan yang paling bagus untuk pengawetan ialah tanah lempung. Tapi pada penemuan fosil gajah blora ini, terdapat pasir halus yang komposisinya vulkanik, " terang Danny yang juga menerangkan mengenai tulang fosil gajah Blora. Dalam pemaparannya mengenai "Konservasi Warisan Geologi", Sinung mengatakan, Keragaman geologi secara positif itu diwujudkan dengan beragam sumber daya mineral, energy, air, berbagai fenomena bentang alam, keunikan batuan dan fosil, proses geologi yang masih bisa kita perhatikan. Sedangkan dari sisi kebencanaan kita kenal ada letusan gunung api, gempa bumi dan tsunami. " Di Indonesia saat ini telah terdapat beberapa lokasi heritage geologi mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Jadi dalam hal ini, langkah selanjutnya pengembangan dari geodeversity, geoheritage ialah menjadi geoconservation yaitu upaya pelestarian atau upaya penyelamatan  fenomena alam dari bentuk pemenfaatan geodeversity yang berkesinembungan melalui program yang terencana.  Mengenai konservasi haeritage di alam, kita menggunakan pendekatan nilai keilmuan, estetika, budaya, dan rekreasi. Selanjutnya, acara yang dimulai dari 21-22 Mei 2014 ini, diisi pula dengan kegiatan Geotrek ke Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (TP)

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google