Responsive Ads Here

Wednesday, April 30, 2014

Pramuka Kota Bandung

Pramuka Kota Bandung


Dr. H. Adhyaksa Dault: Stangan Leher Merah Putih Membangkitkan Semangat Nasionalisme Anak Bangsa

Posted: 28 Apr 2014 10:00 PM PDT

Stangan leher atau kacu merah putih yang selalu digunakan oleh setiap anggota Gerakan Pramuka member dampak yang luar biasa untuk membangkitkan nasionalisme untuk cinta tanah air. Terbukti stangan leher yang digunakan anggota Gerakan Pramuka di Papua dan Aceh dapat menanamkan nasionalisme dan nasionalisme itu tentu takkan pudar selama merah putih masih didadanya.

Demikian Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Dr. H. Adhyaksa Dault saat memberi sambutan pada saat melantik Mejelis Pembimbing Satuan Karaya Pramuka Widya Budaya Bakti dan Ketua Pimpinan Saka Pramuka Widya Budaya Bakti Tingkat Nasional Masa Bakti 2014-2018, dengan pengurus Prof. Kacung Marijan, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud sebagai Ketua Pimpinan Saka Widya Budaya Bakti Tingkat Nasional. Sebagai Ketua Hariannya adalah Dr. Wartanto, M.M, Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal. Acara pelantikan berlangsung Senin siang (28/4) di Surakarta setelah prosesi acara Pembukaan Kemah Budaya Tingkat Nasional yang berlangsung di Taman Balekambang, Surakarta.

Mantan Menpora ini mengakui peran Kemendikbud sangat luar biasa dan ini terus diharapkan atau lebih ditingkatkan. Walaupun saat pelantikan jumlah anggota tidak banyak, tapi kakak-kakak mempunyai pengaruh yang sangat sentral dalam melakukan tugas membina generasi muda melalui Gerakan Pramuka.
Senada yang disampaikan Kak Adhyaksa Dault, Wamendikbud, Prof. Dr. Wiendu Nuryanti menyampaikan bahwa walaupun dalam ruang ini tidak banyak, namun dari sisi peran dan fungsi, semuanya akan menularkan semangat dan spirit yang luar biasa bagi persatuan, NKRI, dan menjaga merah putih dalam membangun karakter bangsa dimasa akan datang.
Menurut Wiendu Nuryanti, melalui kurikulum 2013, Kemendikbud melakukan tindakan nyata, konkrit dan terus menyemaikan nilai-nilai luhur, nilai-nilai yang begitu dalam kepada seluruh generasi muda.
Tak lupa Kak Wiendu berharap untuk terus menerus mengawal dan mendampingi kami di dalam melaksanakan kurikulum 2013 khususnya Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib.
Keberadaan Saka Widya Budaya Bakti secara resmi telah disyahkan pada forum tertinggi Gerakan Pramuka, yaitu Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang berlangsung 2-5 Desember 2013 di Kupang Nusa Tenggara Timur. Kemudian langkah berikutnya yang dilakukan pihak Kemendikbud melakukan kerjasama dan naskah kerjasama bernomor 17/IX/KB/2013 dan nomor 011/PK-MoU/2013 yang berkaitan dengan Pendidikan Kepramukaan pada Gugus Depan Berbasis di Satuan Pendidikan dan Satuan Karya Pramuka ditandatangani pada 6 Maret 2014 di Hotel Sahid Jaya bertepatan dengan acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2014.

Acara Penandatangan Perjanjian Kerjasama tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kak Muhammad Nuh, dan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Kak Adyaksa Dault.

Dari pihak Kwarnas Gerakan Pramuka naskah perjanjian kerjasama tersebut ditandatangani oleh Kak Surijadi Murdjani Syukur selaku wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Bina Anggota Muda dan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di tandatangani 5 direktorat antara lain Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dan Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Perjanjian kerjasama ini dimaksudkan sebagai acuan dan landasan serta memudahkan cara bertindak dalam melaksanakan pembinaan pendidikan Kepramukaan mulai dari pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi.
Adapun ruang lingkup perjanjian kerja sama ini mencakup berbagai kegiatan dan tiap masing-masing direktorat berbeda, misalnya Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Nonformal dan Informal antara lain Pembekalan kepada penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka (SAKA) Widya Budaya Bakti bidang Anak Usia dini, Nonformal, dan Informal.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar mencakup pembinaan, pendidikan dan pelatihan kepada pengelola gugus depan yang berpangkalan di satuan pendidikan dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mencakup pembekalan kepada penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka (SAKA) Widya Budaya Bakti bidang pendidikan menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mencakup pembekalan kepada penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka (SAKA) Widya Budaya Bakti bidang pendidikan Tinggi, dan Direktorat Jenderal Kebudayaan mencakup pembekalan kepada penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka (SAKA) Widya Budaya Bakti bidang Kepramukaan.

Dalam Perjanjian tersebut masing-masing Direktorat berkomitmen untuk melaksanakan Pendidikan Kepramukaan pada Gugus Depan Berbasis Di Satuan Pendidikan dan Satuan Karya Pramuka yang sudah dicanangkan dan masuk dalam kurikulum 2013.
Bagi Kwarnas Gerakan Pramuka, dengan ditandatangani perjanjian kerja sama ini menjadi payung hukum yang kuat dalam mendukung dan melaksanakan Pendidikan kepramukaan di satuan pendidikan.

Sumber Berita : Humas Kwarnas/ TP

Prof. Dr. KH. Muhammad Nuh: Gerakan Pramuka Pegang Peran Penting Mewujudkan Generasi Mandiri

Posted: 28 Apr 2014 09:57 PM PDT

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. KH. Muhammad Nuh mengatakan Gerakan Pramuka memegang peranan penting dan menentukan dalam mewujudkan generasi muda yang mandiri, berdaya saing, dan berakhlak mulia. Hal itu disampaikan Muhammad Nuh dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Wamendikbud, Prof. Dr. Wiendu Nuryanti, Senin pagi (28/4) saat membuka Kemah Budaya Tingkat Nasional Tahun 2014 (KBN 2014) yang berlangsung di Taman Balekambang, Surakarta, Jawa Tengah.
KBN 2014 yang mengusung tema "Terampil, Berbudaya, dan Mandiri" ini memiliki makna yang kuat dalam upaya membentuk generasi muda bangsa yang berkarakter dan berbudaya sebagai kekuatan nasional untuk memperkokoh keutuhan, sekaligus membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Masa depan bangsa dan negara terletak ditangan anak-anak muda yang merupakan pemegang hak waris kepemimpinan bangsa di masa yang akan datang", ungkap M. Nuh.
Menurut M. Nuh, membangun karakter anak bangsa sejak dini melalui penerapan nilai-nilai keteladanan yang berakar pada agama, budaya, kewarganegaraan, dan budi pekerti menjadi modal utama dan pondasi yang kuat bagi bangsa untuk lebih maju.
Oleh karena itu ujar M. Nuh, Gerakan Pramuka dengan ragam kegiatan yang bernuansa cinta tanah air, Gerakan Pramuka memegang peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai positif dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia.
Ia berharap melalui proses pendidikan yang diselenggarakan Gerakan Pramuka, kedepan terwujudnya ketokohan semangat nasionallisme, cinta budaya, dan cinta tanah air ditengah-tengah fenomena globalisasi, khususnya dikalangan generasi muda.
Dijelaskannya, Gerakan Pramuka bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberi ruang, wadah, dan media luas dalam upaya terus menerus membangun generasi muda, guna memiliki karakter, kepribadian, dan watak yang kuat.
Lebih lanjut M. Nuh mengungkapkan bahwa dalam kegiatan Pramuka, kita belajar banyak berbagai keterampilan yang tidak pernah didapat dibangku sekolah. Dalam Pendidikan Kepramukaan, kita belajar berkomunikasi dengan berbagai kalangan, belajar bermain di alam bebas, membangun keberanian dan tanggung jawab, dan belajar menjadi pemimpin. Semua itu menempa untuk menjadi pribadi yang mandiri, berani, bertanggung jawab, berdisiplin dan terampil. ungkap M. Nuh.
Sementara itu, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Dr. H. Adhyaksa Dault mengatakan bahwa KBN merupakan wadah bagi generasi muda untuk kelak menjadi manusia yang memiliki karakter bangsa yang bhinneka tunggal ika dan mampu hidup bersama dengan rukun dalam keanekaragaman serta menjadi warga negara yang mandiri, trampil, peduli dan bertanggungjawab terhadap pelestarian budaya dan bangsa.

Menurut mantan Menpora, Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan karakter bagi kaum muda, mendorong secara terus menerus demi terwujudnya negara yang sejahtera, aman dan damai. Pramuka sebagai perekat bangsa menjadi kekuatan dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang dicetuskan pada founding father kita.
Anggota Gerakan Pramuka tentu bukan pada event kemah budaya ini saja untuk mengenalkan kebudayaan masing-masing daerah, tetapi sejak lama setiap event kepramukaan selalu ada acara pengenalan budaya menjadi suatu hal yang dinantikan, jelas kak Adhyaksa Dault.
Parameter budaya seperti gaya hidup kelompok masyarakat tertentu memiliki suatu bahasa, makan beserta caranya yang berbeda sehingga bagi yang berbeda dengan kelompok lain sehingga bagi yang bukan bagian dari kelompok tersebut akan merasa asing dan menganggapnya unik, tutur Ka kwarnas yang terpilih pada forum Munas Gerakan Pramuka di NTT akhir tahun 2013.
Dengan mengenalkan budaya tersebut, maka kelompok masyarakat lainnya dapat memahami. Bila hal-hal ini saja dapat dilakukan oleh semua kelompok masyarakat kita, maka saya yakin bangsa Indonesia akan hidup dalam kesejehateraan, aman dan damai.
Oleh karena itu, saya berharap kepada Kakak-kakak Pembina Pramuka untuk dapat terus menerus mengenalkan perbedaan-perbedaan sebagai hasil kebudayaan kepada anggota binaannya. Karena budaya merupakan pengetahuan yang dapat dikomunikasikan, dan dipelajari. Budaya dapat memudahkan kehidupan dengan memberi solusi, menetapkan pola hubungan dan cara memelihara kohesi dan konsensus kelompok, tegas Adhyaksa Dault.
Kemah Budaya Tingkat Nasional yang dilaksanakan untuk yang ke-5 ini diikuti 750 orang Anggota Gerakan Pramuka golongan Penggalang dan Pembina Pendamping. Mereka adalah utusan dari 33 Kontingen Daerah Gerakan Pramuka dari seluruh Indonesia. Mereka akan melakukan kegiatan selama sepakan, 27 April – 2 Mei 2014.

Sumber Berita : Humas Kwarnas (Saiko Damai)/ TP

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google