Responsive Ads Here

Wednesday, February 22, 2012

Radar Pramuka

Radar Pramuka


Ratusan Pramuka Cabuti Paku dan Spanduk Ilegal

Posted: 22 Feb 2012 01:46 AM PST

Sukoharjo - Seratus lima puluh anggota pramuka kwartir cabang Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (20/2) mencabuti paku di pohon sepanjang jalan utama Sukoharjo-Wonogiri. Aksi simpatik ini dalam rangka memperingati Lord Robert Baden-Powell Day.

Selain mencabuti paku, mereka juga mencopot banner dan spanduk ilegal di sepanjang jalur. Menggunakan alat seperti linggis, catut, dan peralatan lain mereka bekerjasama dengan petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja Sukoharjo. Dalam aksi itu mereka mengumpulkan ratusan paku dan sepanduk ilegal.

Dengan kegiatan ini mereka berharap Kota Sukoharjo bisa terlihat lebih indah dan pohon-pohon yang tumbuh juga terjaga kelestariannya. Dengan begitu Sukoharjo akan terlihat lebih asri.

Kwartir cabang pramuka Sukoharjo ini juga mengadakan serangkaian kegiatan sampai 22 Februari mendatang. Di antaranya adalah pemakian seragam pramuka lengkap dan donor darah bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sukoharjo. Serangkaian aksi ini sekaligus bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk menuju Kabupaten Pramuka.(AIS)

Belum Banyak Guru Jelaskan Makna Pramuka

Posted: 22 Feb 2012 01:44 AM PST

SEMARANG, - Banyak siswa sekolah yang merasa tak tertarik ketika diajak mengikuti gerakan Pramuka. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru dan para pembina untuk bisa membangkitkan lagi gerakan tersebut. Bagaimana membuat pramuka menjadi kegiatan menarik, hal ini harus bisa diupayakan guru dan pembina.
Pernyataan itu diungkapkan Ketua Kwarcab 11.33 Kota Semarang Harini Krisniati saat membuka Kursus Pembina Mahir Dasar di IKIP PGRI Semarang, Senin (20/2).
"Belum banyak guru yang menjelaskan kenapa siswa sekolah harus ikut pramuka, manfaat apa yang diperolehnya. Ini menjadikan mereka tidak tertarik masuk Pramuka," kata Harini yang juga Staf Ahli Wali Kota Semarang tersebut.
Menurutnya, Pramuka ini mengajarkan seseorang untuk beriman, berakhlak mulia, dan menjunjung tinggi nilai bangsa. Hal itu sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 12/ 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Kursus pembina itu diikuti 444 orang mahasiswa IKIP PGRI Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) semester II. Dari jumlah itu, 177 orang di antaranya mahasiswa putra, sisanya putri. Kegiatan ini berlangsung selama satu minggu, tepatnya tanggal 20-26 Februari mendatang. Peserta kursus ini nantinya memiliki tanggung jawab membina generasi muda.

Regu Pramuka Temukan Orangutan dengan Luka Tembak dan Luka Bacok

Posted: 22 Feb 2012 01:49 AM PST

KUTAI KARTANEGARA - Satu orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus morio) ditemukan terluka dengan dua peluru bersarang di kepala di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Bukan cuma itu, dia juga mengalami luka-luka bekas bacokan golok di kedua tangannya.

Manajer Area Centre for Orangutan Protection (COP) Kalimantan, Arfiana Khairunnisa, Sabtu, mengatakan, orangutan dalam kondisi terluka itu ditemukan sekelompok pramuka pada awal Februari 2012 kemudian diserahkan ke Balai TNK (Taman Nasional Kutai).

"Orangutan itu ditemukan awal Februari 2012 di Kabupaten Kutai Timur. Lalu diserahkan ke Balai TNK. Saat kami cek, ternyata kondisi orangutan tersebut sangat memprihatinkan dengan luka terbelah pada telapak tangan kanan serta terdapat luka pada bagian kepalanya," ungkap Khairunnisa.

Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh seorang dokter hewan yang sengaja didatangkan CPO kata Arfiana Khairunnisa,l uka yang ada di kepala orangutan yang diberi nama Budi tersebut adalah luka tembak.

Akhirnya didatangkan dokter hewan untuk menjahit luka yang diduga bekas sabetan senjata tajam pada telapak tangannya sebab jika dibiarkan akan menyebabkan infeksi.

"Berdasarkan pemeriksaan dokter juga ditemukan dua luka tembak di kepala, satu pada bagian mata kanan dan satunya di atas mata. Kedua peluru tersebut masih bersarang di kepala orangutan itu," katanya.

"Akibat luka tembak pada bagian mata tersebut orangutan tersebut mengalami kebutaan," ungkap Arfiana Khairunnisa.

Kepala Balai TNK, Asep Sugiharto dikinformasi Sabtu sore mengakui, orangutan yang terluka tersebut telah diserahkan ke BOSF (Borneo Foundation Survival Foundation) di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.

"Orangutan tersebut telah kami serahkan ke Yayasan BOS pada Kamis (16/2) untuk dikarantina. Saat diserahkan oleh warga orangutan itu dalam kondisi terluka pada bagian tangan dan kepala," ungkap Asep Sugiharto.

Selain orangutan dewasa yang terluka tersebut, Balai TNK juga menyerahkan satu anak orangutan yang diperkirakan berusia lebih satu tahun.

"Sejak Desember 2011 hingga Februari 2012 kami menerima tiga orangutan, dua di antaranya telah kami serahkan ke Yayasan BOS untuk dikarantina, termasuk bayi orangtan itu sementara satunya sudah dilepasliarkan ke habitatnya di Kecamatan Sangkimah, Kutai Timur karena kondisinya sudah pulih," kata Asep Sugiharto

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google