DENPASAR - Setelah mengantongi restu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, megaproyek pembangunan tempat pertemuan terbesar dan rumah kepala negara atau Bali Internasional Park (BIP) untuk KTT APEC 2013 di Jimbaran, Bali, diharapkan segera digarap akhir bulan Juli ini.
Proyek yang diperkirakan menelan anggaran Rp2 triliun lebih itu, seperti dijelaskan Humas PT Jimbaran Hijau selaku penggarap proyek BIP, Sin Sidarta, sudah mengantongi SK Presiden.
"Bapak Presiden SBY sudah memberi restu, semua telah siap mulai lahan hingga dukungan pemerintah masyarakat hingga industri pariwisata Bali. Namun kami masih melengkapi persyaratan untuk mendapat izin dari pemerintah daerah," katanya di Denpasar, Sabtu (9/7/2011).
Pihaknya optimisTIS, proyek presterius itu bakal segera terwujud karena secara prisip telah memenuhi persyaratan tinggal menunggu proses perizinannya turun.
Ia menjelaskan, BIP nantinya didisain kawasan wisata terpadu dengan sarana lengkap berstandar internasional.
"Ini nantinya akan meningkatkan daya saing pariwisata Bali dan Indonesia umumnya sehingga kepercayaan dunia terhadap Indonesia akan semakin meningkat dan positif," katanya menegaskan.
Berdasar master plan, di sekitar lokasi Convention Hall yang akan mampu menampung peserta hingga 5.000 orang itu, juga akan dibangun tempat peristirahatan para Presiden dan Kepala Negara yang dirancang khusus seperti anti peluru dan akses jalan yang dilengkapi landasan helikopter.
Dukungan proyek tersebut dilontarkan kalangan pariwisata seperti disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, pembangunan itu dapat meningkatkan daya saing Bali dan Indonesia di mata dunia.
"Kami pelaku pariwisata di Bali optimis, proyek ini bukan untuk kompetisi diantara pengusaha hotel yang sudah ada, namun untuk lebih melengkapi mengingat sarana hotel yang ada dengan daya dukung yang bisa menampung peserta dalam jumlah besar dalam pertemuan dunia belum ada di Bali," kata dia.
Tidak hanya itu, dengan adanya mega proyek seluas 250 hektare ini akan bisa lebih menggairahkan sektor kepariwisata Bali. Pasalnya, selama ini dua negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura menjadi pesaing besar dalam kepariwisataan di kawasan Asia. Dengan adanya fasilitas interasional itu, kata dia maka akan menjadi ujung tombak bagi Indonesia dalam persaingan dunia pariwisata.
Ia juga mememinta semua komponen masyarakat di Bali segera mengakhiri polemik terkait megaproyek tersebut, sebab hal itu bisa mengancam kelanjutan proyek.
Padahal Indonesia sudah bersiap menyambut tuan rumah KTT APEC, karena jika sampai gagal tentu akan memperburuk citra Indonesia di mata internasional.
(lam)
Sumber: http://news.okezone.com
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google