Responsive Ads Here

Thursday, December 23, 2010

Bawa Tasbih Tiap Bertanding

Cristian Gonzales

Cristian Gonzales menjadi pembicaraan hangat akhir-akhir ini, ya dialah pahlawan indonesia di dua leg Semifinal melawan Filipina. Ia menciptakan 1 gol dengan tandukannya di Leg pertama dan membuat gol indah ke gawang Filipina di leg kedua yang membuat Indonesia berhasil mencapai final untuk berhadapan dengan musuh bebuyutan Malaysia yang telah dahulu menjajakan kakinya dengan menundukkan Vietnam di semifinal.

Siapa sebenarnya Gonzales dan bagaimana sepak terjangnya sehingga ia bisa menjadi pemain Indonesia?

Gonzales memiliki nama lengkap Christian Gerard Alfaro Gonzales dilahirkan di Montevideo, Uruguay, pada 30 Agustus 1976 dari ayah angkatan militer, Eduardo Alfaro; dan ibu seorang suster di rumah sakit Montevideo, Meriam Gonzales. Kedua orangtuanya penganut Katolik yang taat. Gonzales merupakan anak ketiga dari enam bersaudara yang juga tata beragama. Sedikitnya dua hingga tiga kali seminggu dia ke Gereja.

Perkenalannya dengan dunia sepak bola, dimulai ketika dia berusia enam tahun. Semula, ayahnya berharap Gonzales dapat meneruskan jejaknya di militer, namun Gonzales lebih gila bola. Pada tahun 1994 saat usianya 18, pria yang suka warna hitam itu bertemu wanita muslim asal Indonesia kelahiran Pekanbaru, Eva Nurida Siregar di Cile, Amerika latin. Saat itu, Eva menekuni salsa di sekolah Vinadelmar. Gonzales menikah dan hidup bersama dengan Eva Nurida Siregar di Uruguay pada tahun 1995.

Karier sepak bola pria yang memiliki tinggi badan 177 sentimeter itu terus berkembang, mulai dari Klub Penarol Uruguay (1988-1991), South Amerika (1994-1995), Huracan de Carientes Argentina (1997) dan Deportivo Maldonado (2000-2002).

Perkembangan karier Gonzales tidak lepas dari kiprah Eva. Setiap kali pemain sepak bola yang dijuluki “El Loco” (Si Gila) ini mau berangkat bertanding, Amor panggilan sayangGonzales pada Eva, selalu memanjatkan doa kepada Allah. Eva sengaja mengeraskan suara dengan harapan Gonzales dapat mendengarnya.

Kebiasaan itu membuat Gonzales mulai tertarik dengan ajaran Islam. Ia sendiri tidak akan beranjak pergi sebelum Eva selesai berdoa. Berkat doa Eva, Gonzales menemukan kedamaian dan ketenangan. Doa ini pula yang membuat dirinya semakin bersemangat dan optimis setiap kali bertanding di lapangan hijau.

Gonzales juga memerhatikan kebiasaan Eva yang selalu mengucapkan Bismilah ketika mau melakukan sesuatu atau mengucapkan Istighfar ketika dihadapkan pada konflik, juga Alhamdulillah sebagai ucapan syukur.

Setiap kali berangkat bertanding Gonzales selalu membawa tasbih dan beberapa buku doa di tasnya. Pada saat membela tim Persib Bandung, pria berkalung ayat kursi ini menggunakan nomor punggung 99 yang merupakan isyarat asma Allah yang dikenal dengan asmaul husna.

Perjalanan karier pemain yang menjadi warga negara Indonesia lewat naturalisasi itu tidak selalu mulus. Berkat dorongan dari guru dan penasihat spiritualnya, sejak menjadi muallaf, membuatGonzales bangkit lagi dari keterpurukan dan terus menunjukkan kelasnya sebagai bintang lapangan.

Ustaz Mustafa, di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya, membantu proses Gonzales masuk Islam. Gonzales juga memiliki guru spiritual lain yakni Hj Fatimah asal Mojosari, Mojokerto, dan Hj Nurhasanah atau yang biasa disebut Bunda, pemimpin majelis dzikir An Nur di Gresik.

Menurut Bunda, kondisi Gonzales sempat labil apalalagi saat perjalanan kariernya diwarnai pernik-pernik persoalan. Pada tahun 2004, Gonzales bermasalah dengan Abu Shaleh, Pengurus Daerah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Banten saat PSM Makassar menjamu Persikota Tanggerang. Tahun 2006, Gonzales bermasalah dengan Emanuel de Porras, striker PSIS Semarang. Gonzales berurusan dengan wasit Rahmat Hidayat saat melawan Pelita Jaya, Jawa Barat pada 2007.

Pada tahun 2008 Gonzales berurusan dengan Erwinsyah Hasibuan, pemain belakang dari PSMS Medan. Kondisi Gonzales semakin labil saat Komisi Disiplin PSSI memberi sanksi dilarang bermain selama setahun akibat memukul bek PSMS itu. Saat itu kondisi ekonomi keluarganya juga terpuruk, kata Bunda.

Bunda mengingatkan agar Gonzales pantang putus asa. Dia layak menjadi bintang dan masuk Tim “Merah Putih”. Gonzales diminta lebih banyak berdzikir dan selalu meminum air telah disertai doa dan khataman Al-Quran. Bunda membekali Gonzales dengan berbagai macam kalimat dzikir agar selalu ingat kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Gonzales pun kemudian sukses meraih top skor pada musim kompetisi Indonesia Superliga 2009 bersama klub Persib Bandung dengan mencetak 14 gol. Pamor Gonzales bersinar lagi dan dipanggil untuk memperkuat Tim Nasional. [but]

Sumber: ketaketik.com

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google