Responsive Ads Here

Monday, July 11, 2016

Pramuka Siaga : Kiasan Dasar Pramuka Siaga

Kiasan Dasar Pramuka Siaga

Kiasan dasar adalah ungkapan  yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan, dan merupakan  salah satu metode untuk mengembangkan imajinasi Siaga,  mendorong kreativitas  dan keikutsertaannya dalam setiap kegiatan. 


Kiasan dasar yang digunakan dalam kelompok Siaga antara lain:
a.   Pramuka usia 7 -10 tahun disebut Siaga. Nama Siaga diambil dari kiasan dasar  yang bersumber pada romantika perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda yaitu masa “mensiagakan” rakyat yang merupakan awal dimulainya perjuangan baru  yaitu tanggal 20 Mei 1908.

b.      Sebutan tingkatan golongan Pramuka Siaga terdiri atas: 
o  Siaga Mula mengkiaskan tingkatan kecakapan mula-mula (awal) yang dimiliki Siaga. 

o  Siaga Bantu mengkiaskan tingkatan kecakapan siaga yang  dapat membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu, 

o  Siaga Tata  mengkiaskan tingkat kecakapan Siaga sudah diikutsertakan untuk menata karya kesiagaan. Menata karya artinya menyusun dan mengatur pekerjaan dengan rapih dan bersih.

c.       Sebutan “Barung” yang berarti tempat penjaga ramuan bangunan mengkiaskan kelompok kecil Siaga beranggotakan 6 sampai dengan 8 anak.

d.      Sebutan “Perindukan” yang berarti tempat anak cucu berkumpul, mengkiaskan kelompok Siaga yang terdiri dari 3 sampai 4 barung. 

Pada usia  yang  terhitung masih muda kehidupan anak seusia Siaga masih berkisar di seputar keluarga, yaitu kehidupan  yang ada ayah dan ibu bahkan kadang ada paman dan bibi tinggal bersama keluarga tersebut.  Keluarga merupakan pusat aktivitasnya.

    Pembinaan Pramuka Siaga dikiaskan sebagai kehidupan “Keluarga Bahagia” dimana terdapat ayah, ibu dan bibi serta paman. Suasana keluarga bahagia digambarkan selalu harmonis, saling mencintai, riang gembira, rukun, saling tolong menolong. Mereka merupakan keluarga yang takwa kepada Tuhan yang Maha Esa,  hidup aman dan damai tanpa rasa takut.


Dalam pembinaan Siaga, suasana keluarga bahagia ini dialihkan ke lapangan  tempat latihan Siaga di alam terbuka. Di tempat latihan  juga ada “ayah” yang dipanggil  Yanda,  “ibu” yang dipanggil  Bunda, “bibi” yang dipanggil  Bucik dan paman yang dipanggil  Pakcik.  Pada golongan Siaga wadah pembinaannya  disebut Perindukan Siaga sesuai dengan kiasan dasar bahwa Siaga masih “menginduk” pada  keluarganya.  

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google