Jakarta, Ketua Kwartir Nasional Kak Adhyaksa Dault merasa sedih dan terharu dengan peristiwa kecelakaan yang menimpa dua anggota Pramuka dari Kwartir Cabang Cirbon pada saat menjalankan tugas Karya Bhakti Lebaran.
Menurutnya, kerja nyata Kak Memet Slamet Saparudin dan Kak Fajar Ahsani Taqwim, patut dijadikan contoh bagi seluruh anggota pramuka, tentang bagaimana pramuka siap bekerja membantu masyarakat tanpa pamrih, meski terkadang resiko menghampirinya.
”Mari kita tauladani semangat berbakti Kak Memet dan Kak Fajar, mari terus lakukan aksi nyata untuk masyarakat,” seru Kak Adhyaksa mengajak kepada anggota pramuka untuk tetap semangat, Senin (11/7/2016).
Program Karya Bhakti Lebaran adalah salah satu program andalan pramuka setiap tahun untuk membantu menertibkan lalu lintas bagi masyarakat yang ingin mudik ke kampung halaman. Hampir semua pramuka di seluruh Indonesia terlibat dalam program ini.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini berharap, kedepan tidak ada lagi peristiwa naas yang menimpa anggota pramuka pada saat menjalankan tugas. Sehubungan dengan itu, Kak Adhyaksa meminta pemerintah dan Polisi lebih memperhatikan lagi keselamatan bagi mereka.
“Kepada anak-anak Pramuka di seluruh Indonesia, mari bersama kita doakan Kak Memet dan Kak Fajar agar segera sembuh. Kita bangga dengan kesabaran dan keikhlasan kedua anggota Pramuka ini,” ujar Kak Adhyaksa mendoakan.
Sementara itu, Andalan Nasional Kwarnas urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana Kak Eko Sulistio mengabarkan, kondisi terakhir Kak Memet dan Kak Fajar masih belum stabil, masih banyak luka-luka yang membutuhkan perawatan.
Kak Eko adalah utusan dari Kwarnas yang sudah mengunjungi Kak Memet dan Kak Fajar pada saat di rawat di Rumah Sakit Ciremai Cirbon. Kedatangan Kak Eko juga sekaligus memberikan bantuan untuk meringankan biaya perawatan rumah sakit.
Kepada Humas Kwarnas, Kak Eko menceritakan ia sangat sedih melihat kondisi Kak Memet yang mengalami luka parah di kaki kiri sampai tulangnya remuk, dan memaksa untuk segera dilakukan operasi, belum juga luka-luka yang lain.
“Kalau Kak Fajar memang tidak patah, tapi ada luka sobek di kepala, dan di kaki banyak lukanya,” ungkap Kak Eko.
Rasa prihatin dan sedih semakin bertambah, saat Kak Eko tahu jika Kak Memet (30) itu adalah staf Kwarcab Cirbon, yang tengah memiliki bayi kecil usia lima bulan. Selain menjadi staf, Kak Memet juga mengajar olahraga bela diri.
“Sebagai tulang punggung keluarga, maka secara otomatis dia (Kak Memet) akan berhenti bekerja, sampai kondisinya pulih,” jelasnya.
Sedangkan Kak Fajar (21) meski belum menikah, namun kondisi keluarganya juga hidup dalam kesederhanaan. Ibu Kak Fajar hanya membuka warung kecil-kecilan di rumah. “Saya juga baru tahu ternyata bertugas di Karya Bhakti Lebaran tidak digaji,” ungkapnya.
Karena itu, Kak Eko berharap ada uluran tangan dari siapa saja yang ingin membantu meringankan beban Kak Memet dan Kak Fajar. Sebab, untuk biaya operasi Kak Memet saja membutuhkan dana lebih dari Rp 25 juta, belum lagi ditambah perawatan selama di rumah sakit.
Pihak keluarga sendiri, kata Kak Eko menyampaikan terimakasih karena sudah diberikan suport dan bantuan dari Kwarnas. “Yang saya salut, pihak keluarga tidak menyesal anaknya mau mengabdi di Pramuka dan bertugas di Karya Bhakti Lebaran meski tidak digaji,” tandasnya. (HA/Humas Kwarnas)
Sumber : Pramuka.or.id
|
Tuesday, July 12, 2016
Ketua Kwarnas: Mari Teladani Kak Memet dan Kak Fajar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google