Responsive Ads Here

Wednesday, February 25, 2015

Pramuka Kota Bandung

Pramuka Kota Bandung


Saresehan Geologi Populer : 200 Tahun Tambora

Posted: 23 Feb 2015 07:39 PM PST

Caption : Pakar Vulkanologi Universitas Padjadjaran Prof. Adjat Sudratjat  memaparkan sejarah kedahsyatan letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 hingga mampu mengguncang dunia dan segala aspek yang mempengaruhinya dalam Saresehan Geologi Populer bertajuk "200 Tahun Tambora", di Auditorium LT.I Badan Geologi, Jalan Diponegoro Bandung, Senin (23/2/2015).

Berbicara Gunung Tambora berkisah pula tentang kedahsyatan letusannya yang pernah terjadi pada tahun 1815 hingga mampu mengguncangkan dunia terutama beberapa negara Eropa melebihi dahsyatnya letusan Gunung Kerakatau pada 1883. Peristiwa alam yang langka tersebut tidak hanya menelan korban jiwa manusia dan mahluk hidup lainnya serta harta benda saja, melainkan mampu merubah peradaban dan tingkah laku manusia." Letusan Gunung Tambora 1815 silam, telah banyak menelan korban jiwa dan harta benda, bahkan pengaruh dari letusannya tidak hanya dirasakan di negeri kita saja, tapi mampu mempengaruhi lebih dari sepuluh negara di dunia, bahkan disisi lain mampu merubah peradaban dan tingkah laku manusia," ujar Pakar Vulkanologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Adjat Sudrajat dalam paparannya bertajuk "200 Tahun Tambora" pada kegiatan Saresehan Geologi Populer yang rutin digelar Badan Geologi, di Auditorium Lt.I Badan Geologi, Jalan Diponegoro Bandung, Senin (23/2/2015). Acara yang banyak dihadiri masyarakat, pelajar dan mahasiswa serta pakar geologi ini berkaitan dengan diterbitkannya buku Badan Geologi bertajuk "200 Tahun Gunung Tambora : Tambora Menyapa Dunia". Di dalam Gunung Tambora yang berada di Pulau Sumbawa, terletak di semenajung Sanggar terdapat potensi alam yang hingga saat ini belum digali seperti kandungan emas dan tembaga," ujar Adjat yang menyatakan dampak dari letusan gunung tambora ternyata berdampak baik dan bermanfaat positif baik bagi pemerintah daerah setempat maupun masyarakatnya. Dalam buku ini di tampilkan lukisan yang menggambarkan kepanikan penduduk ketika terjadi letusan gunung tambora serta gambar tulang penduduk kerajaan tambora yang terkubur oleh endapan piroklastik setebal 2-3 meter. " Terbukti sistem budaya telah ada di sekitar Gunung Tambora dan jelas menurut para ahli indikasinya mengarah kepada peradaban modern, salah satunya ditemukan keramik yang berasal dari Kambodja," terang Adjat. Tidak hanya itu, dalam buku tersebut terdapat gambar ilustrasi bagaimana panglima perang Prancis Napoleon akhirnya menyerahkan diri ketika kalah perang di Waterloop Belgia, alasannya cuaca dan debu dari Gunung Tambora yang menutupi langit Eropa menjadikan pasukan Napoleon tidak bisa menggunakan senjata Meriam. Termasuk cerita horror tentang sosok Frankestein yang di tulis oleh Marry Shelley karena terinspirasi oleh kelamnya udara yang disebabkan letusan Gunung Tambora selama tiga tahun berturut-turut dan buku tersebut akhirnya menyebar di seluruh dunia.  " Dibawah kawah Gunung Tambora terdapat Doro Afi Toi, yang merupakan gunung api kecil yang tumbuh sejak 1847, sesekali memuntahkan material, kini hanya menghembuskan asap kecil dan penyebaran piroklastik yang dihasilkan letusan gunung Tambora 1815 memperlihatkan bahwa lereng timur lebih di dominasi oleh bongkah-bongkah pumis dibandingkan dengan lereng sebelah barat," terang Adjat yang memperlihatkan gambar bagaimana pulau Santonda yang berada di kaki gunung Tambora, air danaunya memiliki rasa lebih asin daripada air laut. Tidak cukup sampai disitu, dalam buku ini, terdapat gambar Dr. Maryam sebagai pewaris Kerajaan Bima yang masih memiliki buku catatan kerajaan Bima yang isinya menceritakan kronologis geologi letusan Tambora yang hingga kini masih menyimpan misteri. " Tambora pada April 2015 akan diusulkan pemerintah sebagai taman bumi nasional dan dunia," lanjut Adjat yang juga pada tujuh April 2015 akan berbicara mengenai Gunung Tambora dalam pertemuan bersama para ahli Vulkanologi se-dunia di Swiss. Masih di bulan April 2015, khusus Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat dalam rangka memperingati 200 Tahun Tambora akan menggelar Festival bertema "Tambora Menyapa Dunia". (Benny K /MOTP)

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google