Responsive Ads Here

Wednesday, February 11, 2015

Pramuka Kota Bandung

Pramuka Kota Bandung


Saresehan Geologi Populer Bahas Model Erupsi Gunung Bromo

Posted: 09 Feb 2015 08:32 PM PST

Kepada para peserta, Ahli Geunung Api Geologi, Akhmad Zaenudin berbagi kisah tentang pengalaman dirinya bersama tim ketika selama enam bulan berada di lokasi terjadinya letusan Gunung Bromo di tahun 2010 lalu pada acara Saresehan Geologi Populer bertema " Model Erupsi Gunung Bromo Tahun 2010-2011", di Auditorium Lt.I Badan Geologi, Jalan Diponegoro Bandung, Senin (9/2/2015).

Selain dikenal sebagai gunung berapi yang masih aktif, keberadaan Gunung Bromo yang mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut tersebut, dikenal pula sebagai objek wisata alam yang berlokasi di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Sejarah letusan Gunung Bromo sendiri telah di mulai sejak 1767 sebagai awal letusan hingga terakhir di 2010. " Letusan terjadi pada November 2010 hingga Mei 2011 dan di bulan Juli 2011 dapat dinyatakan normal kembali," tutur Ahli Gunung Api Geologi, Akhmad Zaenudin saat berbagi kisah dan pengalamannya ketika sekitar enam bulan berturut-turut berada di lokasi meletusnya Gunung Bromo sekitar 2010 lalu pada acara Saresehan Geologi Populer bertema " Model Erupsi Gunung Bromo Tahun 2010-2011" di Auditorium Lt. I Badan Geologi, Jalan Diponegoro Bandung, Senin (9/2/2015). Sebelumnya Akhmad menuturkan tentang keindahan gunung Bromo yang masuk dalam komplek kaldera Tengger." Gunung ini salah satu krucut dari enam krucut seperti gunung Widodaren, Kursi, Segorowedi, dan Batok yang berada dalam komplek kaldera atau lautan pasir Tengger, panoramanya sangat indah, terutama dilihat saat bulan Juli hingga Agustus," ujar Ahmad yang juga memaparkan mengenai kronologis erupsi gunung Bromo 2010-2011." Erupsi freatik terjadi di bulan November dan erupsi freatomagnetik menghasilkan endapan jatuhan abu pasir halus secara terus menerus yang akhirnya menghasilkan ketebalan endapan abu pada radius 5 kilometer sekitar 40 centimeter," terangnya  yang  saat berada Posko Pengamatan yang berjarak sekitar dua kilometer dari Gunung Api Bromo, bersama tim mereka tidak hanya betugas pada penelitian letusan gunung api Bromo saja, tapi lebih kepada penyelamatan lingkungan.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah ahli gunung api Geologi lainnya, serta diikuti sejumlah perwakilan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. " Setelah erupsi 2010-2011 kawah gunung Bromo bertambah dalam dan terisi air hujan didalamnya yang disebabkan curah hujan yang sangat tinggi di kawasan puncak Tengger, " jelas Ahkmad. Mengenai awan panas, Akhmad menyatakan, Gunung Bromo tidak menghasilkan awan panas." Selama enam bulan bertugas, tidak ada awan panas, bahkan selama 40 tahun terjadinya banyak letusan di gunung Bromo tidak pernah ada awan panas," lanjut Akhmad yang juga ditegaskan oleh dua ahli gunung api Geologi lainnya Syamsul dan Ade. Usai pemaparan acara dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. (Benny K/MOTP)

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google