Indro Warkop menilai kebijakan Menteri Pendidikan yang memasukkan Pramuka dalam kurikulum tidak efektif. Indro bahkan menyesalkan hal itu.
Sebagai seorang Pramuka, Indro kecewa pada kebijakan yang mewajibkan murid untuk ikut Pramuka. "Pramuka itu jiwa, Pramuka itu pilihan bukan paksaan," kata Indro kepada Tempo, Kamis, 14 Agustus 2014.
Indro menjelaskan ketidaksukaannya pada kebijakan tersebut. Baginya, dasar moral itu didapatkan dari keluarga. Oleh sebab itu, jika memasukkan Pramuka dalam kurikulum agar mendapatkan pendidikan moral, itu keliru.
"Dasar moral itu dari keluarga. Pramuka hanya mengarahkan manusia-manusia yang telah memiliki dasar itu ke aktivitas yang lebih baik," Indro menjelaskan.
Indro berpendapat manusia yang telah memiliki dasar moral baik inilah yang akan memilih Pramuka. "Mereka dengan sendirinya akan memilih Pramuka, bukan karena paksaan," Indro menegaskan.
Ada beberapa alasan mengapa Indro menyesalkan Pramuka dimasukkan dalam kurikulum. Pertama, pembina bukan lagi pembina Pramuka, melainkan guru sekolah. Kedua, dengan memasukkannya sebagai kurikulum tentu akan bersentuhan dengan UU.
"Dalam pelaksanaan UU pasti masuk ke wilayah politik dan akan berakhir dan bersentuhan dengan uang," kata Indro.
Indro Warkop memang dikenal sebagi artis yang aktif di Pramuka. Pada 1974 Indro bahkan menjadi salah satu wakil Pramuka Indonesia yang mengikuti Jambore Internasional di Filipina.[] sumber: tempo.co
Sebagai seorang Pramuka, Indro kecewa pada kebijakan yang mewajibkan murid untuk ikut Pramuka. "Pramuka itu jiwa, Pramuka itu pilihan bukan paksaan," kata Indro kepada Tempo, Kamis, 14 Agustus 2014.
Indro menjelaskan ketidaksukaannya pada kebijakan tersebut. Baginya, dasar moral itu didapatkan dari keluarga. Oleh sebab itu, jika memasukkan Pramuka dalam kurikulum agar mendapatkan pendidikan moral, itu keliru.
"Dasar moral itu dari keluarga. Pramuka hanya mengarahkan manusia-manusia yang telah memiliki dasar itu ke aktivitas yang lebih baik," Indro menjelaskan.
Indro berpendapat manusia yang telah memiliki dasar moral baik inilah yang akan memilih Pramuka. "Mereka dengan sendirinya akan memilih Pramuka, bukan karena paksaan," Indro menegaskan.
Ada beberapa alasan mengapa Indro menyesalkan Pramuka dimasukkan dalam kurikulum. Pertama, pembina bukan lagi pembina Pramuka, melainkan guru sekolah. Kedua, dengan memasukkannya sebagai kurikulum tentu akan bersentuhan dengan UU.
"Dalam pelaksanaan UU pasti masuk ke wilayah politik dan akan berakhir dan bersentuhan dengan uang," kata Indro.
Indro Warkop memang dikenal sebagi artis yang aktif di Pramuka. Pada 1974 Indro bahkan menjadi salah satu wakil Pramuka Indonesia yang mengikuti Jambore Internasional di Filipina.[] sumber: tempo.co
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google