Musisi nasional Dewa Budjana menunjukkan salah satu dari 34 buah gitar koleksinya yang kesemuanya telah dilukis para seniman lukis dan perupa terkenal Indonesia kepada para wartawan dan pengunjung usai digelarnya bedah buku " Dawai-Dawai Dewa Budjana" di ruang pameran B dan ruang sayap Selasar Sunaryo Art Space, Jalan Bukit Pakar Timur No. 100 Bandung, Rabu (4/6/2014). Kegiatan pameran gitar tersebut berlangsung dari 5-22 Juni 2014.
Sekitar 34 Gitar koleksi pribadi musisi nasional Dewa Budjana dipamerkan dari 5-22 Juni 2014 di ruang pamer B dan ruang sayap Selasar Sunaryo. Sebelum pembukaan pameran, digelar bedah buku berjudul " Dawai-Dawai Dewa Budjana" di Bale Handap, kompleks Selasar Sunaryo Art Space, Jalan Bukit Pakar Timur No. 100 Bandung, Rabu (4/6/2014). Hadir sebagai pembicara: Dewa Budjana, Drs. Sunaryo, penulis buku " Dawai-Dawai Dewa Budjana" Bre Redana, dan Putu Sutawijaya. Dalam kesempatan pertama, Dewa Budjana menuturkan bagaimana proses awal pembuatan lukisan dan ukiran gitar oleh para seniman lukis dan perupa nasional Indonesia hingga merangkumnya dalam sebuah buku." Awalnya dari sepuluh gitar mau dibuat buku, namun dirasa kurang, sampai akhirnya melalui proses waktu yang cukup panjang dua hingga tiga tahun pengerjaan, terkumpul tiga puluh empat gitar yang semua hasilnya dikerjakan langsung oleh para seniman lukis dan perupa tanah air," tutur Dewa.
Sebelumnya Dewa Budjana sempat mengadakan pameran gitar di Jakarta dan DI Yogyakarta. Selain itu, menurut seniman lukis Sunaryo yang juga berpartisipasi dalam pengerjaan gitar Dewa Budjana menyatakan, ide-ide yang disampaikan Dewa Budjana tentang melukis gitar bukan suatu yang kebetulan, tapi bisa menjadi embrio untuk riset seni rupa Indonesia." Intinya disini bukan menjadi suatu yang kebetulan, bagaimana para seniman muda dapat terlibat didalamnya sebagai media alternatif seni rupa Indonesia di masa yang akan datang," harap Sunaryo. Senada dengan Sunaryo, Putu Sutawijaya yang juga terlibat dalam proyek lukis gitar ini menyatakan bahwa hal ini merupakan sebuah perjuangan dari seorang musisi dan perlu direspon positif." Sejak awal para seniman yang ditawari untuk melukis dan mengukir gitar Dewa Budjana responnya positif dan pada akhirnya dari sosok Dewa Budjana ini, dapat menjadi pemersatu bagi para seniman tanah air termasuk para seniman muda untuk terus berkarya," ujar Putu.
Respon positif muncul pula dari sang penulis buku, Bre Redana bahwa proses kreatif karya tulisnya dipandang lebih kearah sosial." Proses kreatif sebagai penulis tentunya, lebih memandang kearah sosial atau silaturahim antar seniman dan ini bisa memperkaya khazanah kesenirupaan Indonesia," ucap Bre yang juga wartawan senior Kompas. Usai bedah buku dan diskusi, acara dilanjutkan dengan pembukaan pameran dan penampilan gitar akustik dari Dewa Budjana dan Tohpati di Amphiteater Selasar Sunaryo. Rencananya pameran gitar Dewa Budjana akan dilangsungkan pula di Bali dan museum gitar Indonesia. (Benny K/ TP)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google