Responsive Ads Here

Tuesday, February 22, 2011

Yuk Siap-Siap Kuliah di AS!

Rifa Nadia Nurfuadah - Okezone

Image: corbis.com JAKARTA – Sebelum memutuskan pergi ke suatu negara untuk melanjutkan pendidikan, ada baiknya kamu mengenal karakteristik pendidikan di negara yang kamu tuju.

Misalnya pendidikan tinggi di Amerika Serikat (AS). Di sana, setidaknya ada dua sistem perkuliahan yakni semester dan catur wulan (kuarter). Sistem semester membuka dua kali gelombang penerimaan mahasiswa baru yakni pada Agustus–September, dan Januari–Februari tiap tahunnya. Pada sistem catur wulan, penerimaan mahasiswa baru dibuka dalam tiga gelombang, yaitu pada September-Oktober, Januari, dan April.

Mengingat jadwal tersebut, promotor pendidikan AS, Leo Harten mengingatkan, persiapan dari jauh-jauh hari sangat mutlak dilakukan mereka yang ingin melanjutkan studi di Negeri Paman Sam tersebut. “Setidaknya dimulai saat seseorang berada di kelas sepuluh, atau minimal sembilan hingga 18 bulan sebelum masa studi yang direncanakan,” ujar Leo dalam acara workshop Studying in America di @america, Pasific Place, Jakarta, Selasa (8/2/2011).

Leo menyayangkan, banyak pelajar Indonesia mempersiapkan diri pada akhir kelas XII. Akibatnya, kebanyakan dari mereka terlambat mendaftar dan harus menunggu periode pendaftaran berikutnya. Tak jarang, para calon mahasiswa tersebut harus menunggu hingga satu tahun.

Pria yang aktif di Green River Community College ini lantas menguraikan berbagai hal yang perlu dipersiapkan mereka yang ingin melanjutkan studinya di AS. “Yang pertama, ambil semua tes yang dibutuhkan seperti tes kemampuan berbahasa Inggris dan tes kecakapan akademik, jika memang disyaratkan,” ujarnya.

Tes kemampuan berbahasa Inggris yang biasa dipakai adalah Test of English for Foreign Language (TOEFL) dan International English Laguange Testing System (IELTS). Tes kemampuan akademik biasanya menjadi prasyarat bagi lulusan sekolah menengah atas (SMU) yang ingin melanjutkan studinya. Yang termasuk dalam tes tersebut adalah Scholastic Aptitude Test (SAT), Graduate Record Examination (GRE), dan Graduate Management Admission Test (GMAT).

Siapkan juga surat rekomendasi, esai rencana studi, dan strategi pembiayaan yang akan kamu gunakan. “Ingat, esai yang bagus bukanlah yang instan,” ujar Leo menegaskan.

Leo mengingatkan, yang paling penting dalam merencanakan studi lanjutan di luar negeri adalah mengetahui apa yang ingin kita pelajari dan di mana kita ingin mempelajarinya. Dia menjelaskan, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih suatu tempat belajar. Pertimbangan tersebut antara lain jurusan apa yang ingin kita masuki, bagaimana akreditasi kampus yang kita tuju, di mana lokasi kampus tersebut, berapa biaya yang harus kita keluarkan untuk bersekolah di sana, apa saja fasilitas yang tersedia, serta bagaimaa persyaratan masuknya.

“Kita perlu juga mempertimbangkan reputasi kampus tujuan. Tapi, jangan terpengaruh dengan perkataan orang tentang kampus idaman kita. Cari informasi yang jelas dan proporsional melalui representasi resmi kampus dan negara tujuan studi kita,” kata Leo. 

Untuk mencari sekolah yang tepat dan sesuai tujuan studimu di AS, kamu bisa memanfaatkan bantuan EducationUSA melalui laman www.educationUSA.or.id. Laman lain yang bisa kamu buka adalah www.petersons.com, www.collegeboard.com, www.mba.com, dan www.llm-guide.com.

Di AS, bisnis dan manajemen masih menjadi primadona pilihan bidang studi para mahasiswa asing. Bidang lainnya adalah teknik, fisika dan ilmu sains, ilmu sosial, matematika dan komputer, serta seni murni dan terapan.

Sedikitnya ada 4.300 perguruan tinggi terakreditasi yang bisa dipilih sebagai tempat studi. Leo menyebut University of Southern California sebagai kampus yang paling banyak dipilih pelajar internasional. Favorit selanjutnya, New York University, University of Columbia, University of Illinois, serta Purdue University. New York menjadi negara bagian terfavorit para pelajar dari berbagai negara. 

“Kelebihan menempuh studi di negara asing adalah, kita bisa mendapatkan lebih dari yang kita bayarkan sebagai biaya pendidikan. Kita bisa bertemu dengan orang dari berbagai negara dan mempelajari beragam budaya mereka,” ujar Leo menambahkan.

Biaya pendidikan di AS berkisar antara US$3.000-US$50.000 atau sekira Rp 27–Rp446 juta tiap tahun. Namun, jangan kuatir, banyak kampus memberikan bantuan finansial berupa beasiswa bagi para mahasiswanya.

Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel yang hadir siang tadi menyatakan, saat ini, kebijakan pendidikan antara AS dan Indonesia adalah meningkatkan jumlah para pelajar internasional di kedua negara. “Kami berharap, pelajar Indonesia yang melanjutkan studi di AS makin banyak, begitu juga jumlah pelajar AS di Indonesia,” ujar Marciel.

Saat ini, sedikitnya 7.500 pelajar Indonesia menempuh pendidikan di AS. Secara statistik, pelajar dari kawasan Asia menempati jumlah terbesar pelajar internasional di AS (62 persen). Pelajar Eropa berada di posisi kedua yaitu 12 persen, diikuti Amerika Latin (11 persen), Timur Tengah (13 persen), serta Afrika dan negara lain (dua persen). (rfa)(rhs)

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google