VIVAnews - Indonesia berhasil memenangkan pertandingan pertama semifinal Piala AFF 2010 atas Filipina, Kamis 16 Desember 2010. Tim Merah Putih yang bertindak sebagai 'tim tamu' menang tipis 1-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Sorak-sorai dan gegap gempita para fans Timnas membahana.
Semangat fans Indonesia dalam turnamen ini memang patut diacungi jempol. Tiket masuk Gelora Bung Karno ludes dibeli. Kamis tadi malam itu, Gelora Bung Karno dipenuhi 80 ribu penonton. Nyanyian Garuda di Dadaku berkumandang. Orang-orang datang dengan rupa-rupa atribut. Dari bendera merah putih hingga mencat tubuh sendiri merah putih.
Dukungan model beginian lazim dalam banyak pertandingan sepak bola. Yang tidak lazim adalah bila dukungan itu sudah menganggu sportivitas. Soal sportivitas penonton itulah yang ramai diberitakan media massa Filipina hari ini.
Phil Boxing, Jumat 17 Desember 2010, menulis bahwa pendukung Indonsia menampilkan 'buruknya sportivitas'. "Fans Indonesia memukuli bus tim Filipina saat memasuki komplek Stadion. Meneriakkan caci maki dan menunjukkan bahasa tubuh yang tidak sopan," demikian media tersebut menggambarkannya.
Media itu juga prihatin dengan pengawalan para pemain Filipina. "Ada 3000 tambahan petugas Kepolisian yang ditugaskan di Stadion Bung Karno. Tapi mereka hanya sedikit melindungi bus tim Filipina dari hooligan di luar venue."
Media massa di sana juga mempersoalkan bunyi-bunyian pada saat lagu kebangsaan Filipina diperdengarkan. Ketika lagu kebangsaan Filipina dikumandangkan, fans Indonesia membunyikan 'vuvuzela' dan meledakkan petasan. Mestinya tidak boleh dilakukan sebagai tanda penghormatan dan sportivitas antara kedua tim.
Insiden petasan ini juga mengancam kedudukan Indonesia sebagai tuan rumah Final Piala AFF --jika tim Merah Putih lolos ke final. Maka itu Ketua Umum PSSI Nurdin Halid sampai menyampaikan permohonan agar pembakaran petasan bisa dihentikan.
"Kami sudah berikan penjelasan kepada match commisioner dari AFF dan mereka bisa memahami. Tapi, ini tidak boleh terulang di tanggal 19 (Desember) malam. Kalau terjadi, maka kita terancam tidak menjadi tuan rumah di final. Jadi mohon kepada suporter dan masyarakat, tidak boleh ada petasan. Itu dilarang," ujar Nurdin usai pertandingan di mixed zone.
Sunber: • VIVAnews.com
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google