Memperkenalkan Seni Budaya Melalui ISPC 2013 |
Di Sub Camp Kampung Domba setiap hari mereka peserta International Scout Peace Camp (ISPC) berkesempatan untuk mempelajari Rampak Bedug dan Silat, yang merupakan kesenian khas Pandeglang. Semua peserta ISPC tampak sangat bersemangat mengikuti setiap tahap yang diajarkan oleh Sanggar Siliwangi Macan Tutul.
Rampak Bedug merupakan salah satu kesenian khas Pandeglang yang biasa ditampilkan pada acara penyambutan atau acara adat Islami. Bedug yang digunakan dalam Rampak Bedug terbuat dari kulit kerbau dan kayu kelapa. Penampilan Rampak Bedug bisa dikolaborasikan dengan solawat badar atau juga tari-tarian.
Menurut Pemimpin Sanggar Siliwangi Macan Tutul, Thobriansyah, zaman dahulu Rampak Bedug hanya ditampilkan sekali dalam setahun, yaitu saat bulan ramadhan. Konon katanya, masyarakat Pandeglang pada zaman dulu sering ngadu bedug antar kampung, namun hal ini hanya membawa kericuhan saja antar mereka karena sering kali berakhir dengan pertengkaran.
Kemudian seorang seniman berinisiatif untuk melestarikan tradisi nabuh bedug ini sebagai kesenian khas Pandeglang. Mulai saat itu lah, banyak kolaborasi yang terjadi dalam Rampak Bedug, ujar Thobriansyah.
Terdapat sekitar 5 bedug yang digunakan untuk melatih para peserta. Semua bedug ditabuh secara bersamaan, sehingga mengeluarkan suara yang sangat meriah. Cara menabuhnya pun disertai dengan gerakan-gerakan yang mirip dengan Tari Silat. Nah, apa itu Tari Silat?
Tari Silat juga merupakan salah satu kesenian khas Pandeglang, yang juga diajarkan kepada para peserta ISPC. Peserta ISPC berkesempatan untuk mempelajari tiga jurus Tari Silat; Tepak Dua (terdiri dari delapan gerakan), Tepak Tiga (terdiri dari empat gerakan), dan Padundung (terdiri dari enam belas gerakan).
Jumri Al-Parizi, salah satu pelatih Tari Silat, berkata “Asik. Seneng banget. Semua bisa nangkep gerakan dengan cepat”, ketika ditanyakan kesannya setelah mengajarkan Tari Silat. Pelatih yang telah mempelajari Tari Silat sejak di bangku Sekolah Dasar menunjukkan rasa bangga dan senangnya bisa bergabung dengan para peserta mengajarkan Tari Silat, sebagai salah satu bentuk pelestarian kebudayaan Pandeglang.
“Kepada para peserta yang sudah saya ajarkan Tari Silat, mohon gerakkannya terus diingat, diamalkan. Walaupun hanya sedikit, tapi itu merupakan kenang-kenangan dari saya”, begitulah pesannya kepada para peserta ISPC.
Apakah para peserta ISPC di sub-camp Kampung Domba masih mengingat apa yang telah mereka pelajari? Mari kita saksikan penampilan mereka pada malam hari ini dalam acara Cultural Performances from Sub-camp.(FH)
https://www.facebook.com/groups/jurnaljambore/450365568376681/?ref=notif¬if_t=group_activity
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, Tinggalkan komentar untuk perbaikan blog ini.
Pilih "Nama/Url" kalau tidak punya akun google